itu dirimu
mengalunkan ombak di pantai. sederhana,
seperti udara yang kuhirup.
tapi laut memang selalu setia.
ia terima semua
keluh kesah sungai
dan dititipkan kemudian
pada awan.
maka ombakmu ini hanya sesaat
meski selalu kembali
menghapus jarak
itu dirimu
mencampakkan ombak di pantai. sederhana,
rindu yang tak mau redup.
pantai keempat
Kalau suatu saat aku putuskan untuk berangkat,
mendaki puncak gunung tinggi,
menembus belantara hutan lebat,
atau menelusuri pantai sepi
maka, aku hanya sedang mencoba menemukan sesuatu
yang mampu menghadirkan ingatan kepadamu
dan bisa kujadikan alasan
rindu.
Wednesday, October 21, 2015
Monday, September 01, 2014
Sore ini (Pertemuan - 6)
Sore
ini kekasih, hanya jingga yang berdebar membaca rindu. Kau menulisnya,
bagai angin memahat awan yg beranjak pergi ke hatiku.
Bukankah awan itu juga yg jadi rahim hujan, dan memekarkan harapan di tengah musim yg tak lagi bisa kita baca jejak maupun arahnya. Tapi setiap sore memang punya cerita sendiri, seperti ombak bertemu pantai, atau hutan kehilangan hijau, atau foto bertemu bingkai, atau aku kehilangan engkau.
Sore memang tak pernah berakhir sebagai cerita, tanpamu. Tapi percayalah, akan selalu ada cerita yang tak pernah berakhir keindahannya, ketika kita sekali lagi tak jadi bertemu.
Bukankah awan itu juga yg jadi rahim hujan, dan memekarkan harapan di tengah musim yg tak lagi bisa kita baca jejak maupun arahnya. Tapi setiap sore memang punya cerita sendiri, seperti ombak bertemu pantai, atau hutan kehilangan hijau, atau foto bertemu bingkai, atau aku kehilangan engkau.
Sore memang tak pernah berakhir sebagai cerita, tanpamu. Tapi percayalah, akan selalu ada cerita yang tak pernah berakhir keindahannya, ketika kita sekali lagi tak jadi bertemu.
Friday, May 02, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)