Monday, April 07, 2008

Asal Usul Teh

(versi Goscinny & Uderzo)

Pernah ada satu cerita tentang awal mula bangsa Inggris senang minum teh. Satu ketika, seorang dukun dari Inggris datang ke kampung Ghalia. Dalam versi aslinya, ditulis Gaule. Ia bermaksud meminta ramuan ajaib kepada dukun dari bangsa Ghalia. Ramuan yang diyakini sangat ampuh untuk menambah kekuatan bagi siapa saja yang meminumnya. Ia membutuhkannya karena bangsanya, bangsa Inggris, sering terdesak dalam perang menghadapi bangsa Romawi.

Maka dibuatkanlah ramuan itu, oleh dukun Panoramix di kampung Ghalia. Setelah selesai, Panoramix mengantarkan rekan sejawatnya tadi pulang ke Inggris. Bersamanya, turut pula Asterix, Obelix, dan tak ketinggalan Idefix.

Sayangnya, perjalanan itu tak mulus. Mata-mata Romawi berhasil mengetahui bahwa rombongan kecil itu sedang mengemban misi penting: membawa senjata rahasia bagi bangsa Inggris untuk menghadapi tentara Romawi. maka rombongan kecil itu terus menerus mendapatkan gangguan. Berbagai upaya dilakukan untuk merebut ramuan yang dibawa dalam gentong kayu tersebut. Setidaknya, mencegahnya agar gentong ramuan ajaib tadi tidak sampai ke bangsa Inggris.

gambar diambil dari sini

Tentara Romawi memang gagal mendapatkan gentong itu, tapi mereka berhasil menghancurkannya. Maka pupuslah harapan dukun Inggris untuk dapat menolong bangsanya dengan bantuan ramuan ajaib bangsa Ghalia.

Untunglah dukun Panoramix cerdik. Ketika mereka telah tiba di Inggris, dukun dengan bersabit emas itu mengatakan bahwa ia bisa membuat ramuan itu. Padahal mereka berada jauh dari kampung Ghalia, dan beberapa rempah-rempah harus diambil dari hutan di dekat kampung Ghalia itu. Tapi Panoramix meyakinkan yang lain bahwa ia bisa, sambil menunjukkan daun-daun yang ada di saku jubah putihnya. Kebetulan di perjalanan Panoramix memang memetik daun yang tumbuh di pegunungan.

Lalu dibuatlah ramuan dengan menggunakan daun tadi sebagai bahannya. Tentu saja Asterix tahu, bahwa ramuan yang dihasilkan bukanlah ramuan ajaib. Namun bangsa Inggris tidak mengetahuinya, bukan?

Setelah meminum ramuan itu, bangsa Inggris sangat yakin bahwa kekuatan mereka sudah bertambah. Bukankah mereka sudah minum ramuan ajaib? Hasilnya sungguh menakjubkan. Di dalam pertempuran, mereka bisa mengalahkan tentara Romawi. Misi berhasil, dan Asterix beserta kawan-kawannya pulang kembali ke Ghalia.

Dalam perjalanan pulang, Asterix sempat bertanya daun apakah sebenarnya yang digunakan Panoramix untuk membuat ramuan itu. Panoramix, menjawab singkat:
"Daun teh."

Kalau hanya daun teh, kenapa ramuan itu bisa begitu berkhasiat bagi bangsa Inggris pada saat itu hingga mampu mengalahkan tentara Romawi? Ataukah Panoramix berdusta dan memasukkan ramuan lain ke dalam panci tehnya? Rasanya tidak seperti itu.

Friday, April 04, 2008

Konstruksi

Pernah kerja di kantor konstruksi? Saya belum pernah, tapi kantor tempat saya kerja saat ini memiliki divisi konstruksi. Sedikit banyak, saya tahu jumlah uang yang beredar dan uang yang tidak beredar (walaupun sudah dianggarkan). Artinya, ada uang yang harusnya digunakan untuk keperluan tertentu, ternyata masih ngendon saja di rekening proyek. Begitu proyek selesai, uang tadi dihitung sebagai sisa anggaran dan sah disebut sebagai keuntungan.

Kalau diibaratkan perdagngan, ini pasti selisih antara modal dengan jumlah penjualan. Keuntungan. Perdagangan tidak dilarang dan merupakan cara halal mencari uang. Tapi jadi lain masalahnya kalau sisa anggaran tadi jumlahnya nggak masuk akal dan prosentase terhadap nilai proyeknya begitu besar.

Lho, apa anggarannya digelembungkan, sehingga bisa banyak sisanya? (kalau sebulan ada sisa sampai 2 milyar, itu banyak apa nggak, ya?) Sebenarnya tanpa menggelembungkan anggaranpun, realisasinya tak akan melebihi jatah yang diberikan. Sisa itu tadi, selain karena efisiensi, juga hasil dari "efisiensi" dalam bentuk lain. Jadi, misalkan anda disuruh mengaspal jalan setebal 7 cm, bikinlah 5 cm saja, maka akan ada sisa yang cukup.

Kemarin saya berdebat dengan teman kantor, tentang siapa saja yang "ikut menanggung" dosa? Saya cuma orang IT. Keterlibatan saya cuma menyediakan software untuk bagian keuangan serta menjamin beroperasinya semua perangkat IT. Apa ikut kebagian dosa? Yang jelas, saat bagi-bagi bonus dari keuntungan proyek, saya nggak kebagian.

Thursday, April 03, 2008

Alergi Obat

Obat semestinya menyembuhkan penyakit dan menghilangkan rasa sakit. Bukan sebaliknya: menambah penyakit dan rasa sakit. Tetapi hal ini tidak berlaku pada semua orang. Beberapa orang tertentu memiliki alergi terhadap obat. Ketika meminum obat tertentu, tubuhnya akan bereaksi. Bukan reaksi yang baik, tetapi malah berakibat buruk seperti badan yang gatal-gatal, bintik-bintik merah, diare, hingga sesak napas dan bahkan mengakibatkan kematian. Kenapa obat justru menambah penyakit?

Alergi obat terjadi karena tubuh menganggap obat yang dikonsumsi (biasanya dari jenis antibiotika penisilin, sulfonamid, obat analgetik (pain killer), serta obat antipiretik (penurun panas)) sebagai bahan berbahaya yang harus dilawan. Efek gatal, kemerahan pada kulit, dan sebagainya itu, adalah wujud dari pertempuran antara sistem kekebalan tubuh dengan kandungan obat. Resiko alergi terhadap obat ini lebih tinggi pada mereka yang sering mengkonsunsi obat-obatan. Pada awalnya, mungkin obat tertentu tidak akan menimbulkan alergi. Tapi semakin sering obat terebut dikonsumsi, tubuh akan semakin sensitif. Maka bisa saja terjadi kelainan pada tubuh kita karena alergi terhadap obat yang sudah biasa kita minum.

Apa ada obat untuk menghilangkan alergi? Kalau sekedar menghilangkan gejala, tentu saja ada. Namun sifatnya sementara. Sifat ketahanan tubuh yang alergi terhadap obat tadi, tidak akan bisa hilang. Reaksi tersebut akan datang lagi jika pemicu alergi kembali dikonsumsi.

Lha, terus bagaimana caranya supaya kita nggak makin tersiksa gara-gara obat yang kita tenggak ternyat amalah menimbulkan alergi? Gampang. Ingat-ingat saja obat apa yang membuat kita alergi. Kalau suatu saat kita sakit, maka katakanlah kepada dokter bahwa kita memiliki alergi terhadap obat. Maka dokter akan memberikan obat yang "aman."

Tapi kalau terlanjur terkena dampak akibat alergi terhadap obat, maka langkah pertama adalah hentikan semua obat yang dikonsumsi. Lalu pergilah ke dokter yang memberi resep atau dokter terdekat lainnya. Mintalah supaya obat-obatan tersebut diganti, beserta tambahan obat anti alergi. Kecuali untuk kasus-kasus alergi tertentu seperti Stevens-Johnson syndrome maka pengobatan dari dokter Puskesmas sudah cukup, kok.