Tuesday, October 30, 2007

Teman masa kecil

Sewaktu masih di TK,saya punya teman yang juga tetangga saya. Namanya sebut saja Yayuk. Iya, perempuan. Tiap berangkat sekolah, kami selalu bareng. Begitu juga saat pulang sekolah. Bekal makanan yang kami bawa juga hampir serupa. Biasanya berupa kue yang dibeli dari penjual keliling yang seringlewat di depan rumah setiap paginya.

Waktu itu, letak sekolah kami cukup jauh. Sehingga keluarga kami berdua memutuskan untuk "langganan" becak yang bertugas sebagai kendaraan antar-jemput. (saat itu Jakarta belum bebas becak, dan trend mobil antar-jemput anak sekolah belum ada). Maka setiap hari, aku dan yayuk selalu naik becak berdua saja, pergi dan pulang. Bukan itu saja, yayuk ini memang teman mainku sejak kecil. Selisih hari kelahiran kami juga tidak jauh. Makanya, sejak bayi sudah sering becanda. (tapi saya lupa, apa saja obrolan kami saat masih bayi). Ke mana-mana, pasti berdua. Mencari melinjo di bawah pohon dekat rumah, pergi mengaji di malam hari di rumah kang Uban, atau mandi hujan kalau sore-sore turun hujan. Pokoknya berdua terus.

Tapi kebersamaan kami itu tidak lama, karena keluarga kami kemudian pindah. Pemda DKI memutuskan menggusur tempat tinggal kami saat itu. Keluargaku pindah ke Pondok Gede, keluarga Yayuk pindah ke Tangerang. Waktu itu masih sekolah di TK. Maka aku melanjutkan sekolah di TK Angkasa VIII, dan yayuk... aku nggak tahu dia sekolah di mana.

Setelah itu, lama kami nggak bertemu. Sempat bertemu di tahun 1991, saat kami sudah kuliah. Dia dan keluarganya datang saat kakak pertamaku menikah. Wah, ternyata dia cantik juga (huehhe...) . Walaupun lama nggak ketemu, (12 tahun lebih), tapi sepertinya kami baru berpisah satu hari. Obrolan kami begitu cair dan akrab. Saling goda dan becanda seperti setiap hari bertemu saja. Tentu saja ini mengherankan, sebab kami sudah nggak ketemu selama 12 tahun, loh.

Setelah itu, lama nggak ketemu juga. Sampai beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengannya lagi. Wah, masih cantik juga. Kami ngobrol lama. Sampai dia curhat tentang beberapa kisah asmaranyayang gagal... wah, kasian juga. Aku cuma bisa kasih support dan berusaha meyakinkan dia bahwa Allah pasti memberi yang terbaik buat hambaNya yang ikhlas dalam ibadah kepadaNya. Soal jodoh, mungkin aja Allah sudah menyiapkan, hanya saja belum saatnya untuk bertemu.

Tiba-tiba jadi inget lagunya letto: ingatkah kau kepada... embun pagi bersahaja. yang menemanimu... sebelum cahaya.... (wah, kok tiba-tiba saya jadi Ge-eR gini... emang saya embunnya yayuk? Huehehe... Emang siy, dulu waktu kecil dan belum jadi orang, kita selalu berdua, dan aku sering menemani dia)
Buat yayuk, selamat berjuang, jangan putus asa. Gw doain deh, supaya sukses.

3 comments:

Fatah said...

Wahhh senangnya biasa Reunian dengan teman masa kecil *yang sekarang dah gede* ^.^

Vie said...

Gak nyangka ternyata masih bisa ketemu terus setelah beberapa tahun lenyap. Dan ketemu lagi. Tapi sudah dalam posisi yg berbeda.
Semoga Yayuk bisa menemukan pendamping hidup juga.
Sayang sekali Artja-nya udah gak available.

amethys said...

itulah hidup..hehehe pas aku ke Indonesia aku ketemu sobat kecilku ce yg sampai saat ini blom juga menikah...tapi kita kan ga tau yah suratan takdir? padahal dia itu paling cantik diantara kita...

tapi aku juga ketemu sobat kecilku co..yg udah ganti istri 3 kali.....kekekeke