Monday, March 17, 2008

Telpon Kantor

Sejak berganti mesin PBX (PABX), di kantorku, ada aturan baru dari bagian HRD & Umum. Sekarang, setiap akan menggunakan telepon, harus memasukkan kode tertentu terlebih dahulu. Kode (6 digit) ini berbeda untuk setiap pesawat telpon. Tujuannya jelas, yaitu untuk mengontrol penggunaan telpon agar hanya bisa digunakan oleh orang yang berhak saja. Jadi, saya hanya bisa menggunakan telepon di meja saya saja, tidak bisa menggunakan telpon yang ada di meja direktur, misalnya. (songong banget, mau pake telponnya direktur).

Dengan demikian, setiap orang bertanggung jawab terhadap telepon yang digunakan. Kalau tagihannya membengkak sampai melewati batas kewajaran (bisa diketahui dari program billing untuk mengetahui nomor tujuan yang telah di-dial dari ekstensi telepon tertentu), maka orang yang bersangkutan tidak bisa mengelak dan berkilah bahwa telponnya digunakan oleh orang lain. Sebab hanya dia yang tahu kode untuk menggunakan telpon tersebut. Akibatnya, nggak bisa lagi sembarangan telpon sana telpon sini sesuka hati. Kalau tagihannya melambung tinggi, bisa-bisa gaji dipotong. Hehehe...

Sayangnya metoda ini punya kekurangan. Terutama pada saat awal penerapannya. Banyak teman-teman yang lupa nomer kode untuk telponnya. Akibatnya, pinjam telpon tetangga jadi pilihan. Kalau sudah begitu, maka laporan billing menjadi tidak akurat lagi, sebab sebuah ekstensi telpon ternyata tidak digunakan oleh satu orang. Lucunya lagi, ada kawan saya yang lupa terus nomer kodenya. Maklum, bagi sebagian orang, tidak mudah menghafal deretan enam angka. Lalu ia sengaja sharing kode nomer telponnya itu ke orang lain agar ketika ia lupa, ia bisa menanyakan kepada orang lain.

Lha, saya juga termasuk yang tahu nomer kodenya. Maka, kalau suatu saat saya berniat jahat, bisa saja saya gunakan telponnya sepuasnya, kemudian beban tanggung jawab penggunaannya dibebankan kepada kawan saya itu.

5 comments:

sayurs said...

dan kalo tagihan temen Om itu bener2 mbengkak, dengan santainya dia akan menjawab "Artja juga tahu kodenya kok..."

Anonymous said...

akhirnya kembali ke manusianya ya tja. dulu di ktrku pake pabx kaya gini, yg gak jujur ada aja jalannya, mrk utak atik mesinnya bisa nelpon tanpa bayar katanya...aku sih gak ngerti

di ktr skrg dibebasin tp dipotong langsung di gaji akhir bulan, kuncinya ya kejujuran staf ngasih nomor yg biasa dia hubungi. gak sulit krn stafnya dikit, kalo rame berabe :D

Anonymous said...

makanya enak jadi orang sing jujur wae lah....

SinceYen said...

Niat jahat kok berandai-andai?

jakarta murah said...

yang sabar itu penting