gemuruh itu datang lagi
bagaikan rangkaian kereta barang
melintas jembatan di atas kepala.
ia lewati jalur mati
hanya deretan masa lalu lewat di sana
dengan gerbong-gerbong usang berisi untaian bunga
kering. sekarang sajakpun kurang bukit buat didaki.
seperti ingin minum dari tetes tak terjangkau,
tanganku menggapaimu.
hanya percik nafsu, barangkali.
tapi ini bukanlah pakaian dengan warna
dan model impian.
ini adalah sungai yang mengaliri tubuh.
aku kenal liku-likunya,
paham deras arusnya.
mengejar geliat ombak di pantai-pantai tak terjamah
dan teluk tak tersentuh.
lalu sibuk menutup rekah
hati, setelah gemuruh berlalu.
mamasang lukisan berjatuhan
dan kembali sia-sia menghayati
sunyi.
11 comments:
Mmm.. komennya ntar ajah.
Lho?
Hihihi... habis mo nyari wangsit buat memahami maknanya dulu.. :D
Pastikan jika gemuruh sudah benar-benar berlalu,
tutuplah rekah hati perlahan-lahan.
Wuihhh... beautiful!
BTW, beda waktu kita 12 jam. Jadi kalo Senin pagi di Indonesia jam 9, berarti disini Minggu malam jam 9.
gemuruh itu kian menjauh dan tampak kebahagiaan yang terpancar..
Umm.. kayaknya kadang kita musti mengikhlaskan masa lalu, Artja.
Hidup berjalan maju, bukan mundur.
Hidup juga lahan dg banyak pilihan.
Yang penting kita kudu bertanggungjawab atas apa yg sudah kita pilih.
Gitu kali, ya?
Dakuw sok-teu, apa emang gitu, Artja? :)
@ dew...
lho... ya udah, tanggapannya juga ntar aja. nungu turun wahyu
@ vie...
thanks. tapi kadang-kadang gemuruhnya datang lagi :(
btw, selamat sore. eh..., selamat pagi.
@ cempluk...
amien. makasih mas. nonton bola di senayan yuk?
@ pemburu kuda troya yang berani dan gagah perkasa seperti pramuka... :p
setuju, banyak yang harus dikubur tanpa nisan...
(tau aja siy...?)
serpihan makna yang indah, sebagai penikmat kata saya cuma bisa menikmati, tak bisa menimpali,,
gemuruh itu
ah nikamti saja dalam sunyi
asal tidak memekakan telinga
nyambung nggak sih? :)
*nikmati...buru2 nih, takut mati lampu lagi :D
@ichal
makasih bang.
@putirenobaiak
iya, nikmati aja. ntar juga berlalu.
eh, medan masih sering byar -pet listriknya?
Masih bisa komen di sini:
Apa semua hal butuh alasan?
Post a Comment