Musim liburan anak sekolah. Artinya, tempat wisata seperti TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), Dufan, ataupun TMII, pasti penuh sesak dengan pengunjung. Begitu juga dengan angkutan umum antar kota pasti akan penuh terisi penumpang. Coba saja naik kereta dari Jakarta ke Jogja, pasti gerbong-gerbongnya akan penuh penumpang, melebihi hari-hari biasa.
Walaupun bukan anak sekolahan lagi, tapi saya selalu senang menyambut musim liburan. Sebab, rumah pasti ramai. Iya, keponakan dan adik dari Bandung pada dateng. Suasana rumah riuh oleh suara-suara dan canda ria. Komputer di kamar juga dibajak: jadi mesin buat tembak-tembakan di game perang. Hehehe... Udah gitu, pasti pada beli film buat nonton rame-rame seperti Transformer (jangan salah dengan film transmorfer...! Ada lho, film dengan judul itu).
Yang lebih mengasyikkan, tentu saja acara bakar ikan. Pagi-pagi sekali ke pasar untuk membeli ikan segar. Favoritku siy, sebenarnya ikan kerapu atau baronang, tapi ikan batok juga ga papa. Lalu malamnya menyiapkan panggangan. Bakarnya di halaman saja, sebab kalau di dalam kamar, ntar apinya nyamber ke kasur...tidur di mana dunk? Soal bumbunya nggak usah bingung. Bahkan tanpa bumbupun nggak papa. Yang penting: sambalnya dibuat istimewa. Biasanya kalau bakar ikan, sambalnya ada tiga pilihan:
1. sambal tomat. Tomat dibakar, terus diahancurkan dan dicampur rajangan cabe rawit. ikannya dicemplungin aja ke dalam mangkuk sambal, dan dimakan seperti makan sup
2. sambal mangga. Mangga muda diparut, terus dicocol ikan bakar
3. sambal jahe. Jahe diparut dan dikecapin. ini favorit saya, uenak tenan. Kalau udah gitu, maka nggak makan nasi juga kenyang.
Sebenarnya, saya mau pingin banget ngajak mereka kemping. Nggak jauh-jauh, ke Cisarua aja. Bukan di Taman Safaria, tapi di hutan yang ada di belakangnya. Hutannya nggak jauh dari lokasi wisata tsb., jadi buat yang belom pernah masuk hutan, nggak akan terlalu takut sebab kalau ada kondisi darurat, evakuasi nggak akan sulit. Tapi jangan salah, meskipun mudah dicapai, tapi jarang orang-orang yang masuk ke hutan itu selain penduduk kampung. Makanya, senang sekali berada di hutan kaki gunung Pangrango itu. Dan (ssstt... ini rahasia: ) ada air terjun yang cantik. Indah. Menghanyutkan. Tidak sebesar Niagara, tapi cuup tinggi (sekitar 20 meter) dengan air deras yang membuat kabut air bisa menyegarkan pikiran yang sumpek. Jalan ke sana memang jalan setapak hutan, jadi jangan kaget kalau masih ada pacet. Tapi percayalah, air terjun ini layak untuk dinikmati. Sayangnya, mereka (keponakan saya) nggak lama liburannya, dan kayaknya mereka lebih senang nongkrongin komputer daripada jalan-jalan ke hutan.
4 comments:
wah tuan rumah yang baik, boleh nggak untuk liburan ke depan baby ke sana??? hahaha....saya penasaran ama air tejun yg katamu indah itu mas :P
eh, liburan ke depan saya mau liburan sendiri.. :p
iya, air terjunnya indah, karena jarang orang ke sana.
liburan khusus anak2 ya om? klo yang tuek kayak saya g boleh ikut????cape deh...
anak sekarang emnag lebih suka kompie drpd alam yah...payah :(
Post a Comment