Monday, July 23, 2007

Mangrove (2)

Dalam statistik blog ini, ternyata halaman ini paling sering dikunjungi. Padahal menurut saya isinya tidak terlalu istimewa. Atau ada hal lain selain isinya yang istimewa? Nggak tau, deh... :)

2. Penunjang Sistem Penyangga Kehidupan

(manfaat hutan mangrove)

Di bagian terdahulu saya udah janji untuk menuliskan lagi soal m4n9r0ve ini. Lagipula rasanya aneh juga kalau sudah mulai menulis tapi tidak diteruskan sampai finish. Rasanya seperti sedang makan pizza: baru gigitan pertama, eh...sisa pizzanya digondol kucing. Atau seperti kalau lagi kebelet pipis: pas udah buka-bukaan, eh... ada yang teriak "kebakaran...kebakaran..." lalu nggak jadi pipis. Duh, nggak enak banget kan tuh.

Makanya sekarang saya coba lanjutkan untuk membahas manfaat hutan mangrove bagi kita yang katanya khalifah di muka bumi ini, baik manfaat langsung maupun tidak langsung. Sebelumnya perlu kita ingat bahwa tak ada ciptaan yang sia-sia, termasuk mangrove ini [QS 3:191] , seperti juga kita sebagai manusia yang tidak diciptakan dengan main-main. [QS 23:115]. Bukan tanpa maksud kita manusia ini diciptakan.

Iya, kita diciptakan sebagai khalifah Allah di muka bumi (dalam bahasa aslinya, khalifah bisa berarti pengganti, maka kita harus bisa berperan merawat bumi ini sebaik-baiknya. Lha, urusan atau masalah pribadi gimana? Halah, kita ini kecil. Memang siy, kita pasti punya masalah, tapi 'kan dibandingkan masalah orang lain, masalah kita ternyata nggak ada apa-apanya. Apalagi kalau dibandingkan masalah yang dihadapi oleh masa depan umat manusia. Jangan egois dengan terus menerus larut dalam masalah pribadi. Ingat, kita khalifah Allah !!! Kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah ini). Jadi bermanfaat atau tidaknya mangrove ini sangat terkait dengan kreatifitas manusia yang mengolah atau memanfaatkannya.

Manfaat hutan mangrove ini bisa kita lihat dari beberapa aspek, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial-budaya.

2.1. Secara Ekologi

a. Sebagai Penentu Sumber Produktifitas Perairan

Kenapa sebagai penentu? Sebab memang hutan mangrove menyediakan makanan bergizi bagi makhluk-makhluk yang ada di level pertama pada rantai makanan. Gini lho, mangrove kan tumbuhan yang berdaun. Nah, daun-daunnya itu pasti ada yang gugur saat sudah tua. Daun yang gugur inilah yang akan didekomposisi (diuraikan) oleh bakteri pembusuk hingga menjadi kaya gizi. Bayangin aja, hasil dekomposisi dedaunan busuk tadi akan menghasilkan kandungan protein sebesar 3,1 % yang akan menjadi 21 % dalam setahun! Tentu saja itu kaya gizi bagi makhluk semacam kepiting, molusca (kayak siput gitu), atau jenis-jenis cacing. Makhluk seperti itulah yang nantinya akan dimakan oleh makhluk di level berikutnya seperti burung atau ikan, dst, sebelum dimakan dan masuk ke perut kita. Makanya, hutan mangrove disebut sebagai penentu, sebab dialah yang menjadi pangkalnya, awalannya.
Gambar minjem dari Abu Fatah -Labi-labi Diaries
b. Penyedia Habitat Satwa
Buat beberapa jenis burung air semacam bangau kuntul putih (jangan salah eja ya!) atau yang bernama ilmiah Egretta iintermedia serta bangau Pecuk Ular ((Anhinga melanogaster), hutan mangrove itu seperti hotel persinggahan yang nyaman. Mereka akan datang pada musim-musim tertentu dan menikmati hidangan yang tersaji di sana, yaitu ikan-ikan yang tinggal dan beranak pinak di hutan mangrove.

Selain itu, hutan ini juga menjadi kediaman dari satwa jenis primata (kunyuk, kera, dkk) serta reptil. Bisa kita ambil sebagai contoh di sini, yaitu hutan mangrove yang ada di Angke Kapuk, Jakarta. Hutan itu umumnya didominasi oleh jenis-jenis burung merandai (apa ya, artinya...) dan hampir seluruhnya merupakan satwa yang dilindungi. Beberapa jenis diantaranya adalah Pecuk ular (Anhinga melanogaster), Kowak maling (NyctIcoraxnycticorax), Kuntul putih (Egretta sp.), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Cangak abu (Ardea Cinerea), Blekok (Ardeola sp.), Belibis (Anos grobcaritrous), Cekakak (aleyou chloris). Selain itu terdapat pula beberapa jenis reptil. Fauna khas yang hanya dapat ditemukan di hutan mangrove antara adalah ikan Gelodok/Gelosoh (Glossogobius giuris) dan Udang bakau (Thalassina anomala).

Nah, kalau hutan mangrove hilang, nggak tau deh satwa-satwa itu mau nginep di mana. Nggak mungkinlah mereka mau mampir rumah kita yang berisik itu, apalagi kita memang nggak bakalan mampu menyediakan makanan buat mereka. Kecuali mereka udah pada doyan combro atau ketoprak.

Dengan tingginya tingkat kesuburan habitat mangrove, hutan mangrove menjadi ekosistem peralihan antara daratan dan perairan ini penentu tingkat produktifitas perairan laut disekitarnya.

c. Pengatur Fungsi Hidrologis
Kita sudah tahu bahwa air laut bisa merembes ke daratan hingga beberapa kilometer. Kalau ini terjadi, maka air yang digali di daratan akan tidak layak pakai lagi. Ini disebut intruisi air laut. Nah, hutan mangrove ternyata bisa berfungsi sebagai pencegahnya, sebab dia dapat mempertahankan keberadaan lapisan air tawar. Fungsi ini kita sebut saja sebagai fungsi hidrologis. (kenapa nggak pakai istilah Indonesia aja ya? hidro itu bahasa latin, artinya kurang lebih sama dengan air. kalau di jawa, air terkadang disebut tirto. jogotirto berarti perangkat petugas pengairan/irigasi. kalo tirtonadi? itu siy, nama terminal bus)

d. Penjaga Kualitas Air
Selain mencegah intruisi air laut, hutan mangrove juga berfungsi sebagai filter penjernih air yang masuk ke dalam laut lho. Sebab hutan mangrove memang memperlambat aliran ini. Kualitas air yang pulang ke laut akan meningkat dengan adanya hutan magrove ini.

e. Pencegah Bencana Alam
Masih ingat musibah besar saat tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu? Nah, ternyata keberadaan hutan bakau bisa menghambat derasnya arus laut yang menerjang daratan. Memang tak bisa menghilangkan sama sekali, namun cukup mampu meredam keganasannya. Pengaruh negatif arus dan angin laut bisa dikurangi dengan adanya hutan mangrove ini.

f. Penjaga Sistem dan Proses Alami
Hutan mangrove mampu menjadi tempat terbentuknya sedimentasi di pesisir pantai. Ini bisa membantu pembentukan lahan baru di pesisir. Karenanya, para pakar ekologi memberi predikat pada hutan mangrove sebagai "Penunjang Sistem Penyangga Kehidupan". Kalau hutan mangrove lenyap, kemungkinan abrasi semakin besar. Dan kalau abrasi ini terjadi di seluruh kawasan pada suatu pulau, pulau jawa misalnya, maka pulau itu makin lama makin sempit. Kita makin terdesak! Mau tinggal di mana kta???

2.2 Manfaat Hutan Mangrove secara Ekonomi

Setelah membahas manfaat mangrove secara ekologi, kita bahas lagi manfaat lainnya secara ekonomi. Tapi, bersambung aja ya...?

8 comments:

Fatah said...

Kok Bang Artja bisa tau banyak ttg Mangrove ? gimana ceritanya tuh :)

Tapi bener loh ! semua yg tertulis diatas, di Aceh juga rencananya bukan cuma utk mengambil manfaat 'pengurang bencana' aja, tapi juga manfaat2x lain seperti yang disebutkan diatas itu loh :)

SinceYen said...

Artja orang mangrove, ya?
Jadi inget skripsi dulu deh :)

Anonymous said...

Anda sangat memahami mangrove, ya?
Sebaiknya tetap berkonsentrasi pada hutan mangrove saja, jangan sekaligus mengurus hutan yang lain, agar supaya konsentrasi tidak terpecah.

Salam kenal!

angin-berbisik said...

bingung saya....mau komen apa....yg jelas mas artja tau segalanya yah...hehehe

artja said...

@fatah :
eh, di aceh ikutan program penanaman mangrove-kah?

@sinceyen :
skripsinya tentang mangrove? tahu banyak dong...

@dewa! :
Insya Allah, Mas. Saya nggak akan coba-coba mengurusi hutan lainnya.

Salam kenal juga.
(btw, pas saya klik alamat blognya, kok nggak bisa ya? atau sayanya yang keliru?

@angin-berbisik :
makasih komennya

vy said...

Ehmm sepakat dengan artikel ini. Mangove akan membantu untuk menyelamatkan "CLIMATE" kita yang mulai tak bersahabat ini!

Salam

Anonymous said...

Ehmmmm,..Boleh nanya ga???
Apakah Mangrove itu berguna wat udang?? Kalo misaknya berguan, gunanya pa? trus kok bisa???

Anonymous said...

@anonymous:

manggrove berguna buat udang bakau (Thalassina anomala). Gunanya ya untuk tempat berkembang biak udang bakau.