Thursday, July 12, 2007

Mangrove

1. Kenalan Dengan Mangrove

Mangrove ini bukan temannya mang Udel atau mang Diman. Istilah ini mengacu pada suatu jenis tumbuhan yang hidup di daerah payau. Itu tuh, daerah di tepi pantai, yang mengandung campuran air laut yang asin dengan air tawar. (kalau tambah gula, kira-kira jadi oralit nggak ya?). Bakau...? Pasti banyak yang menyangka mangrove itu sama dengan bakau. Dulu saya juga polos begitu. Nggak salah juga siy, tapi sebenarnya bakau itu hanyalah salah satu jenis mangrove, yaitu dari jenis Rhizophora sp. Walau sanggup hidup di air laut, namun bukan berarti mangrove itu tumbuhan air. Pada dasarnya dia merupakan tumbuhan darat. (ada tumbuhan laut, ada tumbuhan darat, tapi kok nggak ada tumbuhan udara?) Cuma kebetulan aja dia mampu hidup di lingkungan ekstrem kayak gitu.

Karena di tepi pantai, mangrove jadi berada di wilayah pasang surut air laut. Makanya nggak heran kalau akarnya juga unik: mencuat di atas tanah. Ini merupakan upaya dia untuk beradaptasi dengan lingkungan pasang surut itu tadi. Ketika pasang, sebagian akar tadi jadi tergenang air laut. Ingat ya, air laut itu beda dengan air yang biasa kita ambil dari kulkas dan kita tenggak kalau lagi kehausan. Air laut itu... bayangain ndiri deh, apa saja kandungannya. Nah, hebat banget si mangrove ini 'kan? buktinya dia bisa hidup biarpun terendam air laut!
Selain akarnya yang unik, mangrove juga mampu beradaptasi dengan salinitas atau kadar garam. Ada jenis mangrove yang berdaun tebal dan ternyata mampu bertahan dalam kondisi kadar garam sangat tinggi. Hebat kan? Kita aja kalau makan bakso yang kebanyakan garam, pasti menganggap abang baksonya lagi pengen kawin, eh... pengen nikah maksudnya. Tapi mangrove tidak, ia sanggup hidup meskipun di tengah lingkungan berkadar garam tinggi.
Udah gitu, mangrove juga nggak sanggup tinggal sendirian. Dia pasti berkumpul, bergerombol dan membentuk zona-zona khusus bersama teman-temannya sesama mangrove. Persis kayak mahasiswa Indonesia di luar negri, Jerman, Jepang, atau India yang sering ngumpul bareng sesama orang indon. Jangan harap ada mangrove yang tumbuh di tengah kebun jagung atau di tengah sawah.
Walaupun mangrove tidak dipilih menjadi lambang bagi gerakan pramuka seperti tunas kelapa, namun mangrove juga memiliki manfaat yang tidak sedikit. Antara lain dan yang paling utama adalah sebagai pencegah abrasi pantai. Bukannya sok bahasa tinggi ya, tapi abrasi pantai itu artinya pengikisan oleh air laut yang terjadi di pantai. Nah, ternyata mangrove ini bisa mencegah abrasi. Bentuk akarnya yang unik juga mampu menangkap sedimen hingga membentuk endapan dan menjadi cikal bakal daratan baru (orang-orang nyebutnya akresi daratan, kebalikan dari abrasi daratan atau pantai). Makanya mangrove juga bermanfaat untuk merehabilitasi kawasan pantai yang rusak. Selain manfaat di atas, hutan mangrove punya manfaat lain yang akan dijelaskan di bagian mendatang. Namanya juga baru kenalan, 'kan nggak perlu tau sedetil-detilnya.
Ancaman bagi kelangsungan hidup hutan mangrove, tak lain tak bukan adalah keserakahan manusia sendiri. Pengalihfungsian pantai menjadi marina, tambak, atau resort wisata dan perumahan, jika tidak terkendali dan dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, akan mengancam kelestarian hutan mangrove. Itu berarti juga mengancam ekosistem yang ada dalam habitat hutan mangrove. Lihatlah contoh di salah satu sudut pantai utara Jakarta, ketika burung-burung bangau yang dulu sering singgah ternyata tak sudi lagi mampir karena hutan mangrove menghilang diganti marina. Padahal, hutan itulah habitat bagi populasi ikan-ikan yang sangat digemari oleh burung-burung bangau itu.
Kalau manusia bisa mengancam kelangsungan hidup mangrove, apa hal yang sama bisa terjadi sebaliknya? Apa ada mangrove yang berbahaya bagi manusia? Memang ada jenis mangrove yang bisa berbahaya jika kita tidak hati-hati, seperti getah batang Excoecaria agallocha yang akan berbahaya jika terkena mata manusia. Namun di sisi lain, ternyata getah ini sangat membantu para nelayan untuk meracuni ikan sehingga mempercepat proses penangkapan ikan. Atau duri Acanthus ilicifolius yang sering melukai kaki manusia, ternyata daunnya mengandung senyawa yang bisa digunakan sebagai obat anti kanker. Jadi bahaya mangrove tidak lebih seperti bahaya pohon kelapa yang sewaktu-waktu buahnya bisa jatuh menimpa kepala siapa saja yang duduk-duduk di bawahnya. Bahaya atau tidak, mangrove bukan semacam makhluk hidup yang akan aktif menyerang manusia....
Nah, buat perkenalan, segini aja dulu. Nanti akan saya coba tuliskan lagi seluk beluk soal mangrove ini, mulai soal manfaatnya secara ekologi, ekonomi, dan dari segi sosial budaya, maupun hal-hal lainnya seperti budidaya ataupun kondisi hutan mangrove di Indonesia.

2 comments:

Anonymous said...

Hai, Mangrove! Salam kenal! :D

Serius: bagus, Tja!
Nunggu lanjutannya... :)

Anonymous said...

oooo mangrove beda toh ama bakau? hiks telmi banget aku tiap liat hutan bakau ditepi pantai aku selalu menyamakannya.... tapi emang serumpun koq yah?

ikutan nanya dan ngomen yah?