Tuesday, July 17, 2007

Terlahir Sebagai Ombak (2)


Sesungguhnya bukan angin,
atau sungai,
atau ketenangan air danau yang membuat kita tak ada
dalam foto di satu bingkai.

Barangkali hanya karena kita tak punya nyali
untuk memindahkan gunung apimu,
dan melihat ombak ini mendidih dalam gelora itu.

Dan cinta
jadi terlalu hambar untuk kugarami
dengan laut
di hatimu.

foto di atas koleksi pribadi.
penjepretan dilakukan di danau Taman Hidup, Gunung Argopuro, Jawa Timur

12 comments:

Vie said...

Tja, cinta sebaiknya digula-i, biar manis selalu. Kan orang yg lagi jatuh cinta bawaannya manis selalu.

Anonymous said...

nice poet bung, terus menyelam yg dalem dan membubung tinggi di atas gunung ya..., salam.

Anonymous said...

weleh kok apik tenan iki foto neng endi kang

Anonymous said...

Jadi inget ending Proof of Life. :)

Peace, bro!

artja said...

@Vie :
loh, kalau terlalu manis bukan cinta dunk... justru yang bikin cinta itu abadi ya karena ada pahit-pahit sepetnya... :)

@mas aroeng :
thanks..

@ario dipoyono :
itu foto di... ah, kalau dibahas bisa bikin aku senewen... :) salam kenal mas.

@dew :
.....
jadi pingin ke amerika selatan...bolivia, ecuador, peru...

Cempluk Story said...

Utarakan aja kang ma dia..gak perlu malu, takut.good luck.

Anonymous said...

iya..ya..apakah ada gunanya menggarami laut yang sudah asin? bahkan untuk berada dalam satu bingkaipun sulit..terlalu sulit...
hanya saja geloranya tetap terasa toh? tanpa memindahkan gunung berapi itu?
hihihi...aku tulis apa siy...maklum mas , lagi stess. masih sibuk ujian semesteran niy...

artja said...

@cempluk :
mas cempluk, udah bukan diutarakan lagi mas, malah udah ditimurkan dan dibaratkan. sekarang lagi nyoba diselatankan... hehehe

@hanum :
heh!? lagi semesteran kok malah ngeblog? belajar lagi sana, jangan mainan komputer terus...

Anonymous said...

cintah?????, hiks, cinta indonesia, tapi sepakbola nya kalah. kalah tipis lagi, sedihnyaaaaaaa

Hannie said...

wah, fotonya mantep bener!!!

angin-berbisik said...

mas, aku merinding,hiiii baca puisimu, mantab banget

Anonymous said...

Hi, Pak!
Lagi ngadem dulu ya.

PS. fotona baguuus..