Thursday, July 12, 2007

Terlahir sebagai ombak

sebagai ombak
ia tak mungkin diam dan menetap,
ia menanti isyarat angin
yang memicu hasratnya bergerak

sebagai ombak
ia enggan lupa pada sungai yang memberi jantungnya detak,
ia mengharap tetes terakhir
dari telaga yang kini jauh di puncak

sebagai ombak
ia tak mengerti kenapa laut sandarannya yang dulu luas,
kini menjelma menjadi danau kecil
: seolah lupa bahwa dunia lebih luas dari yang tampak

tapi sebagai ombak
ia akan surut
dan segera membuat jarak

Sabang - Jakarta, 2007

5 comments:

angin-berbisik said...

trus...siapa yg jadi ombaknya??? maksudnya, siapa inspirator puisi ini? hehehe

Vie said...

sebagai ombak
ia tak mengerti mengapa harus terburu-buru mengejar pantai...

ehemmm, siapa tuh ya...

Anonymous said...

Ombaknya kayaknya enak buat surfing,
tapi susah buat ngambang, hueheheh.

artja said...

@ m'Tia :
no comment mbak

@ vie :
masalahnya, ombaknya mungkin masih jauh dari pantai asalnya.

@ dew :
bisa aja mbak yang satu ini...tenang aja, kalo susah ngambang, kan ada si lumba-lumba :)

Putirenobaiak said...

tapi dia akan kembali datang berulang...

oot gak sih :d